Disini saya tidak ingin merendahkan salah satu pihak, saya hanya ingin membahas sedikit perbedaan konsep Static NAT di Cisco dan Mikrotik.
Untuk lebih mempermudah memahami perbedaan konsepnya, kita akan langsung menggunakan contoh kasus topologi. Pertama kita akan praktik menggunakan cisco
|
Gambar 1 Topologi Static NAT Cisco |
Pertama konfigurasikan ip address disemua device seperti topologi diatas, aktifkan juga service web server di PC Server
|
Gambar 2 Konfigurasi ip address di router |
|
Gambar 3 Konfigurasi ip pc server |
|
Gambar 4 Konfigurasi web server di local server |
|
Gambar 5 Konfigurasi ip pc internet |
Sekarang kita coba ping dari local server ke pc internet.
|
Gambar 6 Ping dari lokal server ke pc internet |
Perhatikan bahwa kita gagal ping dari Local Server ke PC Internet. Bagaimana agar Lokal Server bisa ping ke PC Internet?? kita harus konfigurasi NAT di Router,!! Berikut konfigurasi NAT pada router
|
Gambar 7 Konfigurasi Static Nat di Router |
Sekarang kita coba lagi ping dari Lokal Server ke PC Internet
|
Gambar 8 Ping dari lokal server ke internet |
Perhatikan bahwa kita sudah berhasil ping dari Lokal server ke internet, kenapa demikian?? karena saat kita ping dari lokal server ke internet, maka source address kita akan dirubah (di NAT) menjadi ip publik yang ada di router (60.60.60.2).
Uniknya, static nat di cisco tidak hanya mentranslasikan ip local menjadi ip public, namun juga sebaliknya. Static NAT di cisco juga mentranslasikan ip public menjadi ip local. Perhatikan gambar berikut
|
Gambar 9 Akses web server dari pc internet |
Perhatikan gambar diatas, bahwa PC Internet bisa mengakses web server di Lokal Server menggunakan ip public yang ada di router.
Diawal saya bilang bahwa konsep Static NAT di Cisco dan Mikrotik berbeda, dimana letak perbedaannya?? Rahasia dulu ya..... kita tunggu part selanjutnya.. hehehe