Rabu, 07 Desember 2016

Lab 108 - (Spesial Lab 1) Superlab L2VPN Mikrotik (Bagian 1 Overview)


Oke sekarang kita akan bahas superlab l2vpn menggunakan mikrotik ya.. Pada artikel ini, kita masih belum ngelab, kita hanya akan melakukan pengenalan aja, apa sih sebenarnya tujuan dari lab spesial ini?

Oke berikut topologi yang akan kita gunakan pada spesial lab 1 ini,
Gambar 1 Topologi superlab spesial 1
Oke langsung aja aku jelasin tujuan dan langkah-langkah konfigurasi pada lab ini.

Langkah 1


Pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan konfigurasi routing IGP (OSPF) pada jaringan ISP
Gambar 2 Jaringan ISP
Routing IGP ini perlu kita konfigurasikan agar seluruh router pada jaringan ISP bisa mengenali ip address loopback pada masing-masing router. Hal ini dikarenakan nantinya IP loopback pada masing-masing router akan digunakan sebagai router-id pada MPLS. Selain itu IP loopback juga akan kita gunakan untuk peering IBGP.

Untuk IP yang digunakan pada jaringan ISP ini akan menggunakan IP standard IDN, yaitu jika R1 ketemu R2, maka IP nya 12.12.12.X. X diisi sesuai dengan hostname routernya. R1 akan disi 1, dan R2 akan diisi 2. Contoh lain misal R3 ketemu R4, maka IP nya adalah 34.34.34.x. Begitu seterusnya.

Langkah 2


Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan MPLS LDP. Kenapa kita harus mengaktifkan MPLS LDP?

Mungkin akan banyak orang yang menjawab karena jaringan MPLS lebih cepat. Tapi sebenarnya alasan utamanya bukan itu. Alasan utama kita harus mengaktifkan MPLS adalah, karena hanya MPLS yang bisa menjalankan teknologi jaringan L2VPN.

Nantinya seluruh router pada jaringan ISP harus mengaktifkan MPLS LDP. Router-id yang digunakan untuk MPLS ini adalah ip loopback masing-masing router. Namun sebelumnya, pastikan bahwa setiap router bisa melakukan ping ke ip loopback router lain.

Langkah 3


Langkah selanjutnya adalah, kita harus mengaktifkan I-BGP L2VPN. Mungkin ada yang bertanya, kenapa harus BGP? apakah tidak cukup menggunakan OSPF yang telah kita konfigurasikan sebelumnya?

Jawabannya adalah, satu-satunya routing protocol yang bisa menjalankan teknologi L2VPN adalah BGP, jadi mau tidak mau, kita harus menggunakan BGP.

Nantinya kita hanya akan mengkonfigurasikan IBGP pada R1, R4, R5, R6, dan R7. Kita tidak perlu mengkonfigurasikan BGP pada R2 dan R3. Hal ini dikarenakan R2 dan R3 adalah P router, yaitu router ISP yang tidak terhubung ke customer.

P router ini memang sengaja tidak dikonfigurasikan BGP, kenapa demikian? karena P router ditugaskan untuk melakukan forwarding paket secepat mungkin. Jadi kita disarankan untuk tidak membebani P router dengan BGP, P router akan fokus menangani MPLS.

Ingat IBGP harus full mesh, untuk mengatasi hal ini, kita akan mengkonfigurasikan R4 sebagai Route Reflector server.

Ingat bahwa tujuan kita mengaktifkan IBGP ini adalah untuk penerapan teknologi L2VPN, jadi nantinya saat melakukan peering, kita juga harus menyertakan address-family L2VPN, karena jika kita tidak mengkonfigurasikan address-family secara manual, maka address-family yang digunakan secara default adalah ipv4.

Langkah 4 


Mungkin ini konfigurasi terahir yang harus kita lakukan pada jaringan ISP ini. Yaitu kita harus membuat interface BGP-VPLS pada router PE. 

Router Provider Edge (PE) merupakan router ISP yang terhubung langsung dengan customer. Yang bertindak sebagai PE pada topologi diatas adalah R1, R5, dan R6. 

Interface BGP-VPLS ditujukan agar setiap PE bisa membuat L2VPN tunnel secara otomatis. Pada bagian ini sulit dijelaskan dengan kata-kata. Yang penting Anda faham saja, bahwa kita harus mengkonfigurasikan interface BGP-VPLS. Untuk pemahaman lebih lanjut, Anda bisa membaca artikel selanjutnya tentang konfigurasi lab. Jadi Anda tidak hanya membayangkan saja, tapi Anda juga bisa langsung praktek.

Langkah 5


Konfigurasi terahir adalah konfigurasi pada bagian CE. Custemer Edge (CE) merupakan router milik customer. Nantinya pada bagian CE, kita hanya perlu mengkonfigurasikan IP Address saja. Kita juga tidak perlu mengkonfigurasikan gateway, hal ini dikarenakan tunnel yang kita buat adalah Layer 2. Jadi nantinya antar custemer yang sama sudah bisa komunikasi secara langsung tanpa ada proses routing.

Oke sampai disini dulu overviewnya.. Pada artikel selanjutnya kita akan membahas konfigurasi pada superlab ini. Oke sampai ketemu di artikel selanjutnya...

Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar

FeedBack

Jika Anda merasa terbantu dengan artikel dari Coretan Bocah IT, silahkan berlangganan GRATIS via email. Dengan begitu, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel baru yang terbit di Coretan Bocah IT

Masukkan Email :

IconIconIconFollow Me on Pinterest